Ultimate magazine theme for WordPress.

Konsern Dengan Energi Bersih, Majalah Equipment Gelar Seminar Masa Depan Industri Alat Berat yang Berkelanjutan

0 146
Konsern Dengan Energi Bersih, Majalah Equipment Gelar Seminar Masa Depan Industri Alat Berat yang Berkelanjutan
Chief Editor Majalah Equipment Indonesia, William Syukur saat menyerahkan plakat kepada Director Executive Aspindo, Bambang Tjahjono usai Seminar berlangsung di Jakarta, (31/07/2024)

Jakarta, Indonesiatiremag.com– Konsern dengan energi bersih, Majalah Equipment Indonesia gelar seminar bertajuk “Bagaimana Industri Alat Berat Membangun Masa depan yang berkelanjutan” yang diselenggarakan di Jakarta, (31/08/2024).

William Syukur, Chief Editor Majalah Equipment Indonesia dalam sambutan pembukaannya mengungkapkan bahwa, keberlanjutan telah menjadi topik besar di dunia saat ini seiring dengan munculnya isu pemanasan global dan perubahan iklim yang begitu drastis.

Menyikapi spirit global ini, industry alat berat pun secara perlahan mulai melakukan transisi dengan mulai memproduksi alat berat yang ramah lingkungan.

“Industri alat berat tidak ketinggalan dalam berbagai upaya tersebut. Mereka mencari cara-cara yang tidak merusak lingkungan, misalnya dengan mulai memperkenalkan alat-alat berat yang hemat bahan bakar, dengan mulai memasarkan mesin-mesin hybrid, alat berat hybrid”jelasnya.

Selain itu, lanjut William lagi, sudah ada pabrikan alat berat yang mulai merilis mesin bertenaga Listrik. Dan bahkan sebagiannya sudah mulai dipasarkan,”pungkasnya.

Guna mendorong keberlanjutan atau sustainability di sektor alat berat di tanah air, Majalah Equipment bekerja sama dengan berbagai asosiasi seperti ASPINDO, PERTAABI, APAKSI dan PAABI menyelenggarkaan seminar dengan tema “Bagaimana Industri Alat Berat Membangun Masa depan yang berkelanjutan.”

Tema ini sengaja diangkat Equipment Indonesia dengan melihat tingginya populasi alat berat di Indonesia dan transisi ke energi bersih yang lebih ramah lingkungan yang sudah menjadi tututan yang sangat mendesak untuk menyelamatkan bumi.

“Mungkin ini baru Langkah awal yang dampaknya belum terlalu terasa, tetapi paling tidak ada Langkah awal untuk percepatan ke arah transisi ke energi bersih. Kami menyadari banyak pihak terlibat di dalam Upaya tersebut, mulai dari produsen, pabrikan, distributor, dealer, jasa rental, pemilik alat dan end user, hingga pemerintah selaku regulator,”jelas pria yang sudah puluhan Tahun bergelut di dunia alat berat.

William berharap, upaya ini bisa membantu pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada Tahun 2060. Seminar ini terselenggara berkat dukungan dari Exxon Mobil, Porter Rekayasa Unggul (PRU) dan BMT.

Dean Andreas Simorangkir yang mewakili Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batu Bara, Dirjen Minerba, Kementrian ESDM dalam pemaparannya menjelaskan bahwa, Pandemi Covid 19 menjadi moment penting untuk mulai menata semua bisnis yang tidak hanya konsern dengan resiko saat ini tetapi juga resiko yang akan datang atau biasa dikenal dengan resilience.

“Karena itu sudah menjadi kewajiban etik dan moral semua pebisnis untuk memperhatikan faktor lingkungan dalam hal ini ESG,”jelasnya. Karena fakta menunjukkan bahwa selama masa pandemi hanya perusahaan-perusahaan yang komit dengan ESG yang bisa bertahan.

Guna mewujudkan ESG tersebut, industry alat berat mempunyai peluang yang cukup besar untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Sementara dari sisi regulator upaya-upaya untuk mewujudkan ESG itu sudah jelas diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 1827 Tahun 2018 dalam Lampiran ke-II dan ke-IV di mana masing-masing mengatur terkait teknis peralatan dan masalah safety.

Dalam peraturan itu disebutkan angka-angka terkait psychical availability, mechanical availability, utilization vailibility dan effective availibility. “Semuanya sudah diatur, sehingga alat berat yang masuk ke area pertambangan itu tidak bisa alat yang kaleng-kaleng. Semua harus memenuhi standar seperti ini,”tegasnya.

Menurutnya, sebelum bicara dampak emisi dari seluruh proses penambangan, hal-hal standar yang sudah diatur pemerintah harus terpenuhi. “Minimal alat itu layak, kemudian ada maintaiance berkala, preventive maintainance dan bahkan sekarang sudah ada predivtive maintainance,”ujarnya.

Jadi, tegasnya lagi, pemerintah sebenarnya sudah mengaturnya sangat rigid melalui Kepmen ESDM Nomor 1827 Tahun 2018 tersebut. (Itm01)

Leave A Reply

Your email address will not be published.